Pintu masuk |
TEDxBandung kembali mengadakan event ala TED pada hari Minggu (22/4). Event kali ini berbentuk mini event, yang biasanya disebut “Ngariung”, yang sedikit berbeda dari biasanya. TEDxBandung membuat event bertemakan TEDxWomen yang terinspirasi dari organizer TED di luar Indonesia serta dalam rangka merayakan Hari Kartini di tanggal 21 April dengan tema “Better Women, Better World”.
Sesuai dengan temanya, pembicara untuk TEDxBandung kali ini adalah
wanita dan juga orang-orang yang sangat peduli dengan kehidupan wanita. “Satu
niatan kami bahwa kami mau mengangkat tema 'Tiga Generasi'
atau semacam life cycle. Dimana terwakili oleh tiga speakers kami dalam masa anak-anak, masa muda dan
masa dewasa”, ujar
Fanni Yudharisman, Project Officer
acara ini. “Tujuannya
agar perempuan 'local heroes' di Bandung dapat berbagi pengalaman dan ideas-nya dengan perempuan-perempuan kreatif di
kota Bandung”, tambah Fanni.
Theoresia Rumthe |
Acara yang diadakan
di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) ini dimulai pada pukul 14.00 WIB, diawali
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diikuti oleh seluruh hadirin yang
dipimpin oleh sang MC. Seluruh acara yang diselenggarakan di GIM memang harus
dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. “GIM dipilih karena ia adalah public space yang dapat dipakai secara free dan tempat yang memiliki fasilitas lengkap di Bandung sudah cukup sulit untuk dicari”, kata
Fanni. Special performance oleh Theoresia
Rumthe dengan pembacaan narasi sajak berjudul “Hati-Hati” menjadi agenda
selanjutnya acara yang telah direncanakan dari dua bulan sebelumnya ini.
Medina Savira |
Speaker pertama yang
naik panggung adalah Medina Savira, seorang penulis cilik berusia 13 tahun yang
telah menerbitkan tujuh buah buku. Jumlah buku yang diterbitkan akan bertambah
menjadi sembilan di tahun ini. Salah satu buku karyanya juga telah dijadikan
serial FTV. Medina Savira, yang akrab dipanggil Dina, berbicara tentang bidang
yang paling dikuasainya yaitu menulis. "Banyaknya penulis cilik di
Indonesia membuktikan bahwa banyak potensi bagi anak-anak di dunia jurnalistik,"
ujar Dina yang tergabung dalam Komunitas Penulis Cilik Indonesia. Selain itu,
Dina juga berbagi tips-tips cara menulis ala dirinya. “Jika sedang mengalami
writer's block, jangan memaksakan diri untuk menulis. Tinggalkan dulu."
Speaker kedua yang
tampil adalah Ardhana Riswarie dan Tanti Sofyan dari Open Your (Heart) Studios
(OY(H)S). OY(H)S adalah sebuah studio
seni yang memfokuskan diri kepada anak-anak terlantar dan yang hidup di bawah
garis kemiskinan. "Sebagian anak di Indonesia berada di golongan menengah
ke bawah. Merekalah yang akan mengusung negara ini kelak," ucap Tanti.
Namun perhatian terhadap pendidikan anak-anak ini sangatlah tidak memadai.
Tanti juga memberikan pesan kepada para calon ayah dan ibu di akhir
pembicaraanya, “By educating your own
child, you have already took a part in saving the world.”
Krisna Adiarini |
Speaker ketiga adalah
Krisna Adiarini, CEO dari Galenia Mom and Child Center. Ibu muda yang biasa
dipanggil Nana ini mengangkat tema tentang "Kekuatan Dunia Terletak Pada Seorang
Wanita". Salah satu topik yang
dibicarakan dalam temanya adalah tentang proses melahirkan Gentle Birth. Nana juga mengingatkan bahwa wanita bisa memilih
proses melahirkan yang ia inginkan. "Jangan perlakukan seorang ibu yang
hamil sebagai orang yang sakit dan jangan anggap seorang bayi di dalam
kandungan sebuah barang. Dia sudah hidup," pesan Nana kepada seluruh attendees yang hadir.
Speaker keempat
sekaligus yang terakhir adalah Eko Hendrawan, seorang atlit beladiri yang
mendirikan komunitas beladiri praktis khusus perempuan, Women Self-Defense Kushinryu (WSDK) pada tahun 2007. WSDK didirikan
dengan tujuan agar wanita menyadari kemampuannya sebagai makhluk yang kuat dan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Banyaknya kejahatan terhadap wanita
akhir-akhir ini serta masih maraknya kasus KDRT menjadi bahasan satu-satunya speaker pria di acara ini.
Eko juga sangat menghormati dan mengagumi wanita, “Kalau suami sakit, pasti sering mengeluh kepada istrinya. Kalau istri sakit, ia bisa mengobati dirinya sendiri.” Menurut Eko, konsep pertahanan diri yang bisa digunakan oleh perempuan adalah 3P. Prediksi, Preventif, dan Proteksi. Eko beserta tim juga melakukan demo langsung women self-defense di atas panggung.
Eko juga sangat menghormati dan mengagumi wanita, “Kalau suami sakit, pasti sering mengeluh kepada istrinya. Kalau istri sakit, ia bisa mengobati dirinya sendiri.” Menurut Eko, konsep pertahanan diri yang bisa digunakan oleh perempuan adalah 3P. Prediksi, Preventif, dan Proteksi. Eko beserta tim juga melakukan demo langsung women self-defense di atas panggung.
Fanni juga berpesan untuk para wanita muda agar mengembangkan diri dengan cara kenali mengenali dirinya. “Setiap wanita muda memiliki potensi dalam dirinya. Temukan dan optimalkan. Cari lingkungan yang dapat mendukung kegiatan kita dan jangan takut bermimpi!”
No comments:
Post a Comment