Jagat sepakbola dunia dikejutkan dengan apa
yang disampaikan oleh entrenador Barcelona,
Pep Guardiola, dalam konferensi persnya, Jumat (27/4). Guardiola memutuskan
untuk tidak melanjutkan pekerjaannya sebagai orang dibalik strategi jitu
Barcelona yang telah menghasilkan 13 trofi dalam rentang waktu empat tahun.
Guardiola mengatakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk mengundurkan diri
mengingat timnya tidak mungkin menjuarai gelar tambahan di akhir musim kecuali
gelar Copa Del Rey yang bisa menjadi trofi ke-14 nya di Barca. Posisinya akan
digantikan oleh sang asisten, Tito Villanova, pada musim depan. Keputusan ini
diambil karena Villanova dianggap orang yang paling mampu untuk melanjutkan
permainan tiki-taka ala Blaugrana
selama ini.
Isu yang tersebar mengatakan bahwa Guardiola akan istirahat sejenak dari dunia sepakbola. Walau begitu, isu kepindahannya ke tim lain juga santer terdengar. Chelsea masuk ke dalam daftar tim lain yang mungkin akan menjadi pelabuhan Pep selanjutnya mengingat pernah ada pertemuan antara dirinya dengan sang pemilik Chelsea, Roman Abramovich, secara empat mata. Namun Pep telah membantah kabar tersebut.
Jika ingin berandai-andai, Pep mungkin saja
akan menangani Manchester United selepas Sir Alex Ferguson memutuskan untuk
pensiun. Guardiola adalah orang yang dianggap pantas untuk menangani The Red
Devils selain Mourinho, setidaknya itulah yang digadang-gadang oleh para
penggemar United. Akankah kejayaan Guardiola berulang? Belum tentu. Ingat,
kejayaannya di Barcelona tercapai dengan materi pemain yang sangat luar biasa
dan dengan kedalaman skuad yang mumpuni.
Permainan Barcelona dengan tiki-taka nya sangat mendominasi di La Liga. Hanya Real Madrid yang mampu
mengimbanginya, tanpa merendahkan klub-klub lain di La Liga yang mampu membuat
Barca tersandung. Kekuatan yang tidak merata di antara peserta La Liga bisa
jadi alasan kenapa Barcelona begitu luar biasa pada 4 tahun terakhir.
Bandingkan dengan Liga Inggris. Mungkin klub sekelas Wigan Athletic tidak
pantas untuk disandingkan dengan Manchester United, namun klub-klub semenjana
ini sering kali membuat tim-tim raksasa Liga Inggris tersungkur atau setidaknya
kesulitan saat menghadapi mereka. Lihat juga pertahanan klub-klub peserta Liga
Spanyol yang mampu membuat Lionel Messi sementara ini mencetak 41 gol dalam 34
pertandingan. Pertahanan mereka tidak sekuat klub-klub Inggris.
Lalu bagaimana dengan dominasi mereka di
ranah kompetisi Eropa? Hal itu tergambar dari tidak terlalu ketatnya persaingan
di kompetisi domestik yang membuat pemain mereka tetap fit dan segar. Lihat
Liga Inggris yang bahkan tidak memiliki liburan musim dingin dan tetap berlaga
dengan pertandingan yang bertajuk Boxing
Day.
Guardiola mungkin akan tetap sukses jika
menangani tim seperti Manchester United. Namun apakah kesuksesan itu akan
diraih secara singkat seperti saat pertama kali ia menangani Barcelona? Kita
tunggu saja hingga ia keluar dari peristirahatannya.
No comments:
Post a Comment