Final Liga Champions 2011/2012 ini bukanlah final yang sangat diinginkan oleh banyak pencinta sepakbola. Namun hal ini menjadi kabar menggembirakan untuk para pendukung Chelsea dan Muenchen dimanapun, khususnya para pendukung Chelsea. Chelsea sama sekali tidak diunggulkan untuk lolos hingga ke final. Di final, Chelsea tetap tidak diunggulkan karena berhadapan dengan Bayern Muenchen, sang peraih gelar Liga Champions empat kali. Selain itu, pertandingan berlangsung di Fussball Arena, Muenchen.
Salah satu kelompok suporter Chelsea di Indonesia yang sangat antusias
untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga di final Liga Champions 2011/2012
adalah Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) regional Jatinangor. CISC
Jatinangor mengadakan nobar final Liga Champions 2012 di Cafe Bunda, salah satu
tempat favorit di Jatinangor untuk nobar pertandingan sepakbola pada Minggu
(20/5). “Persiapan untuk nobar ini dimulai sejak enam hari sebelumnya. Awalnya
hanya ingin mengadakan nobar seperti biasa tanpa sponsor, namun Jatinangor On
The Sky (JOTS), radio online pertama di Jatinangor, menghubungi kami dan
bersedia untuk menjalankan nobar bersama-sama sekaligus menyediakan MC dan Doorprize untuk acaranya,” ucap Edwin
Permana, salah satu member CISC
Jatinangor sekaligus panitia nobar yang akrab disapa Pepe ini.
Terbentur long weekend, Pepe
sempat pesimis kalau acara ini bakal ramai. “Pihak JOTS sendiri meminta
setidaknya 150 orang dapat meramaikan acara ini, namun ketua CISC Jatinangor,
Arya Pratama, yakin kalau massa yang datang akan tetap banyak,” tambah Pepe.
Pemilihan Cafe Bunda sebagai venue juga
memiliki alasan tersendiri. Pertama, CISC Jatinangor belum memiliki homebase tersendiri untuk melakukan
acara-acara seperti ini, biasanya mereka memilih Gusto Cafe ‘n Resto jika
pertandingan Chelsea berlangsung sebelum pukul 01.00 WIB. Cafe Bunda bersedia
untuk menjadi tempat mengadakan nobar walaupun pertandingan dimulai saat dini
hari.
Acara dimulai 45 menit sebelum kick-off
babak pertama dan dibuka oleh para MC, Poe dan Riri. MC membuka acara
dengan mengajak para pendukung kedua tim untuk memberikan prediksi skor.
Selanjutnya ada penampilan musik akustik dari Alcatraz yang membawakan dua
lagu, salah satunya adalah Chelsea FC Anthem (Blue is the Colour). Berbagai merchandise juga yang dijual di venue nobar. Tentunya terdapat berbagai merchandise Chelsea juga.
Ekspresi ketegangan sepanjang jalannya babak pertama terlihat jelas di
raut wajah para pendukung Chelsea yang ada di Cafe Bunda. Ketegangan mereka
sangat beralasan karena sepanjang babak pertama pertahanan Chelsea berkali-kali
digempur oleh para pemain Muenchen. Pertandingan babak pertama ditutup dengan
skor sama kuat, 0-0. Saat break babak
pertama para MC kembali memandu acara dan kali ini memberikan pertanyaan
berhadiah untuk para hadirin.
Ketegangan para pendukung Chelsea sempat berubah menjadi keputusasaan
saat pada babak kedua, tepatnya di menit ke-83, Thomas Mueller berhasil
membobol jala gawang Petr Cech setelah menyundul umpan dari Toni Kroos. Keputusasaan
berubah menjadi keyakinan setelah lima menit berselang, Chelsea berhasil
membalas melalui sundulan Didier Drogba. Hingga 90 menit berakhir tidak ada gol
tambahan dan pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Peluang
Muenchen untuk menjadi juara kembali muncul saat Drogba menjatuhkan Franck
Ribery di kotak penalti ketika extra time
baru berlangsung tiga menit. Sayang, Arjen Robben tidak melakukan tugas
dengan baik karena Cech mampu menahan bola tendangannya. Skor tetap 1-1 hingga
120 menit berakhir.
Adu penalti dimulai dengan kegagalan Juan Mata dan keberhasilan Philipp
Lahm, 1-0 untuk Muenchen. Setelah itu berturut-turut dua eksekutor Muenchen dan
Chelsea berhasil membobol gawang lawan masing-masing, 3-2 untuk Muenchen. Saat
Ivica Olic gagal mengeksekusi penalti dan Ashley Cole berhasil, skor menjadi
imbang 3-3. Bastian Schweinsteiger semakin memberatkan langkah Muenchen setelah
tendangannya hanya membentur tiang. Beban berat ada pada Drogba untuk
memastikan gelar Liga Champions pertama Chelsea, dan ia berhasil. Pendukung
Chelsea yang ada di Cafe Bunda langsung berdiri, berteriak, berpelukan, dan
bernyanyi. Beberapa dari mereka juga terlihat menangis bahagia melihat tim
kesayangannya juara. “Rasanya senang sekali. Padahal gue agak pesimis karena Chelsea kurang konsisten di Premier League.
Saat AVB (Andre Villas-Boas) keluar dan RDM (Roberto Di Matteo) masuk, RDM kelihatan berhasil. Chelsea hanya kalah dari Manchester City, Newcastle United, serta Liverpool semenjak ia datang,” ujar Pepe saat ditanya
bagaimana rasanya melihat Chelsea menjuarai Liga Champions.
Belum pastinya RDM menjadi pelatih permanen Chelsea walaupun telah
membawa dua gelar, Piala FA dan Liga Champions, hanya dalam 21 pertandingan
bersama Chelsea membuat banyak pihak memberikan pendapatnya, termasuk Pepe.
“RDM itu lebih baik menjadi asisten. Kalau menjadi pelatih, dia suatu saat akan
dipecat. Lebih baik cari pelatih lain yang punya relasi kuat dengan RDM. RDM
memiliki kelebihan di bidang motivasi karena dia sendiri pernah menjadi pemain
Chelsea.”
Sang ketua CISC Jatinangor, Arya Pratama (depan), berjoget sambil menyanyikan nama Roberto Di Matteo
|
Well, keberhasilan RDM
mungkin akan menjadi bahan pertimbangan untuk menjadi pelatih permanen. Jikapun
tidak, setidaknya ia sudah berhasil membuat para pendukung Chelsea bahagia.
Selamat, Chelsea!
No comments:
Post a Comment